24 TAHUN
Hai, apa kabar? Maaf mungkin sudah lama sekali aku tidak pernah berkunjung kerumahmu. Tidak melihat keadaanmu. Apa Kau baik-baik saja? Atau justru sedang menunggu kedatanganku dengan membawa doa-doa yang selalu kau rindukan dariku untukmu.
Maaf! Mungkin sangat jarang sekali untukku bisa datang mengunjungimu membawakan bunga dan sebait doa untuk membuatmu tersenyum. Tersenyum mendengarkan cerita apa saja yang ingin aku ceritakan padamu tentang diriku saat ini. Kau tau? Sebenarnya, aku berharap ketika aku merasa sudah sukses suatu saat nanti, aku ingin kau bangga bahwa kau punya aku. Sabar,ya, nanti akan kuperbaiki rumahmu agar terlihat Indah, tidak seperti sekarang yang membuatku terkadang sulit sekali untuk mencari dan menemuimu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Belum sempat aku melanjutkan tulisanku beberapa waktu yang lalu dan baru bisa aku lanjutkan sekarang. Maaf juga sampai detik ini masih saja aku belum mengunjungimu, belum sempat membersihkan tempatmu yang kini sudah usang dan tak terawat lagi. Sebentar lagi, ya, sebentar lagi aku berkunjung. Seperti biasa, ketika aku berkunjungi sebait doa dan curahan hati yang sudah lama tak pernah bercerita, nanti akan kuceritakan ketika aku kesana. Bisa saja kau marah memiliki orang yang seperti aku. Kenapa? Ya, selama ini hampir tak pernah mengirim sebait doa untukmu. Hanya sebait doa yang sebenarnya kau butuhkan dariku.
Puluhan tahun aku terbelenggu oleh rasa rindu yang seringkali menghampiriku dikala aku mulai merindumu. Merindu sosok yang sejujurnya ingin aku rasakan sosok yang sesungguhnya. Tapi, apa daya aku dan dia yang tidak bisa menghalang takdir. Tanpamu, dia berjuang sampai detik ini untuk membuatku terus bahagia dan sama seperti yang lainnya. Karena, aku tau hidup bukan tentang apa yang terjadi dimasa lalu, tapi apa yang akan terjadi di masa depan itulah hidup sesungguhanya yang harus aku dan dia teruskan.
-Dari AKU YANG MERINDUMU LEBIH DARI 24THN LAMANYA, MERINDU SOSOK YANG TELAH LAMA DI RINDU.
Terima Kasih. 🙂
Maaf! Mungkin sangat jarang sekali untukku bisa datang mengunjungimu membawakan bunga dan sebait doa untuk membuatmu tersenyum. Tersenyum mendengarkan cerita apa saja yang ingin aku ceritakan padamu tentang diriku saat ini. Kau tau? Sebenarnya, aku berharap ketika aku merasa sudah sukses suatu saat nanti, aku ingin kau bangga bahwa kau punya aku. Sabar,ya, nanti akan kuperbaiki rumahmu agar terlihat Indah, tidak seperti sekarang yang membuatku terkadang sulit sekali untuk mencari dan menemuimu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Belum sempat aku melanjutkan tulisanku beberapa waktu yang lalu dan baru bisa aku lanjutkan sekarang. Maaf juga sampai detik ini masih saja aku belum mengunjungimu, belum sempat membersihkan tempatmu yang kini sudah usang dan tak terawat lagi. Sebentar lagi, ya, sebentar lagi aku berkunjung. Seperti biasa, ketika aku berkunjungi sebait doa dan curahan hati yang sudah lama tak pernah bercerita, nanti akan kuceritakan ketika aku kesana. Bisa saja kau marah memiliki orang yang seperti aku. Kenapa? Ya, selama ini hampir tak pernah mengirim sebait doa untukmu. Hanya sebait doa yang sebenarnya kau butuhkan dariku.
Puluhan tahun aku terbelenggu oleh rasa rindu yang seringkali menghampiriku dikala aku mulai merindumu. Merindu sosok yang sejujurnya ingin aku rasakan sosok yang sesungguhnya. Tapi, apa daya aku dan dia yang tidak bisa menghalang takdir. Tanpamu, dia berjuang sampai detik ini untuk membuatku terus bahagia dan sama seperti yang lainnya. Karena, aku tau hidup bukan tentang apa yang terjadi dimasa lalu, tapi apa yang akan terjadi di masa depan itulah hidup sesungguhanya yang harus aku dan dia teruskan.
-Dari AKU YANG MERINDUMU LEBIH DARI 24THN LAMANYA, MERINDU SOSOK YANG TELAH LAMA DI RINDU.
Terima Kasih. 🙂
Komentar
Posting Komentar